BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara
bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi (Salusu,
1996: 47). Proses ini untuk menemukan dan menyeleseikan masalah
organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan
memerlukan satu seri tindakan, memerlukan beberapa langkah. Dapat saja
langkah-langkah tersebut terdapat dalam pikiran seseorang yang sekaligus
mengajaknya berfikir sistematis. Dalam dunia manajemen proses atau seri
tindakan itu lebih banyak tampak dalam kegiatan diskusi.
Kehidupan sehari-hari seorang eksekutif, manajer, kepala, ketua,
direktur, rektor, bupati, gubernur, menteri, panglima, presiden, atau
pejabat apapun, sesungguhnya adalah kehidupan yang selalu bergumul
dengan keputusan. Sering kali ia merasa hampa apabila dalam satu hari
tidak mengmbil suatu keputusan. Tidak menjadi soal apakah keputusan itu
benar atau mengandung kelemahan. Oleh sebab itu banyak manajer yang
berpendapat bahwa lebih baik membuat enam kesalahan dari sepuluh
keputusan yang ia buat daripada sama sekali tidak membuat keputusan.
Bagi pejabat tersebut yang paling penting timbul rasa kepuasan karena
dapat mengmbil keputusan hari itu.
Ilustrasi itu menggambarkan bahwa pengambilan keputusan adalah aspek
yang paling penting dalam aspek manajemen. Keputusan merupakan kegiatan
sentral dari manajemen, merupakan kunci kepemimpinan, atau inti
kepemimpinan (Siagian, 1988), sebagai suatu karakteristik yang
fundamental, sebagai jantung kegiatan administrasi (Mitchell, 1978),
suatu saat kritis bagi tindakan administrasi (Robins, 1978). Bahkan
Higgins (1979) melanjutkan bahwa pengambilan keputusan adalah kegiatan
yang paling penting dari semua kegiatan karena di dalamnya manajer
terlibat.
Pada akhirnya, Robin Hughes dalam prakatanya pada Decision Making berkesimpulan
bahwa karena pengambilan keputusan terjadi di semua bidang dan tingkat
kegiatan serta pemikiran manusia, maka tidaklah mengherankan apabila
begitu banyak disiplin yang berusaha mengabalisis dan membuat
sistematika dari seluruh proses keputusan.
Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya
suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak
ditentukan oleh pengambilan keputusan sekarang. Pentinya pengambilan
keputusan dilihat dari segi kekuasaan untuk membuat keputusan, yaitu
mengikuti pola desentralisasi atau pola sentralisasi. Berbeda dengan hal
tersebut, beberapa ahli memberi perhatian pada pengambilan keputusan
dari sudut kehadirannya, yaitu adanya teori pengambilan keputusan
administrasi, kita dapat meramalkan tindakan-tindakan manajemen sehingga
kita dapat menyempurnakan efektifitas manajemen.
B. Rumusan Masalah
- Apakah pengertian pengambilan keputusan.
- Bagaimana fungsi dan apakah tujuan pengambilan keputusan.
- Apakah dasar-dasar pengambilan keputusan.
- Bagaimana proses pengambilan keputusan.
- Apakah permasalahan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan.
C. Tujuan
- Mengetahui pengertian pengambilan keputusan
- Mengetahui fungsi dan tujuan pengambilan keputusan
- Mengetahui dasar- dasar pengambilan keputusan
- Mengetahui proses pengambilan keputusan
- Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Sebelum mulai dengan mengemukakan definisi pengambilan keputusan,
maka perlu disampaikan lebih dulu tentang apa pengertian keputusan itu.
- 1. Menurut Ralp C. Davis
Keputusan adalah hasil pemecahan yang dihadapinya dengan tegas.
Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan
dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa
tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana
semula.
- 2. Menurut Mary Follet
Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila suatu
fakta dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun
pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama
dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu
merupakan wewenang dari hukum situasi.
- 3. Menurut James A.F.Stoner
Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif- alternatif
- Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
- Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.
- Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
- 4. Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH
Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang
suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus
diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan
pada suatu alternatif.
Dari pengertian- pengertian tersebut di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai
suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif
dari beberapa alternatif (Hasan, 2002: 9)
Setelah mengetahui definisi dari keputusan maka selanjutnya akan dikemukakan definisi dari pengambilan keputusan.
Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap perhitungan alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan
yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat
Menurut Jemes A.F Stoner
Pengambilan Keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Menurut Ibnu Syamsi
Pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui
satu diantara alternatif- alternatif yang memungkinkan.
Selain beberapa pengertian di atas, pengambilan keputusan itu juga
berarti proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode
yang efisien sesuai dengan situasi (Salusu, 1996: 47). Proses ini untuk
menemukan dan menyeleseikan masalah organisasi. Pernyataan ini
menegaskan bahwa mengambil keputusan memerlukan satu seri tindakan,
memerlukan beberapa langkah. Dapat saja langkah-langkah tersebut
terdapat dalam pikiran seseorang yang sekaligus mengajaknya berfikir
sistematis. Dalam dunia manajemen proses atau seri tindakan itu lebih
banyak tampak dalam kegiatan diskusi.
Dari pengertian- pengertian pengambilan keputusan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan
alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk
ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk
pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilah yang
prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan
sebuah keputusan yang terbaik (Wahab, 2008: 163). Penyusunan model
keputusan adalah salah satu cara untuk mengembangkan hubungan- hubungan
logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis,
yang mencerminkan hubungan yang terjadi di antara faktor- faktor yang
terlibat. Apapun dan bagaimana pun prosesnya, satu tahapan yang paling
sulit dihadapi pengambilan keputusan adalah dalam segi penerapannya
karena di sini perlu meyakinkan semua orang yang terlibat, bahwa
keputusan tersebut memang merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan
merasa terlibat dan terikat pada keputusan tersebut. Hal ini, adalah
proses tersulit. Walaupun demikian, bila hal tersebut dapat disadari,
proses keputusan secara bertahap, sistematik, konsisten, dan dalam
setiap langkah sejak awal telah mengikut sertakan semua pihak, maka
usaha tersebut dapat memberikan hasil yang terbaik.
- B. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan
masalah memiliki fungsi antara lain sebagai pangkal permulaan dari semua
aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun
secar kelompok, baik secara institusionalnya maupun secara
organisasional. Selain itu pengambilan keputusan juga merupakan sesuatu
yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan,
masa yang akan datang, di mana efeknya atau pengaruhnya berlangsung
cukup lama.
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan
untuk mencapai tujuan organisasinya. Yang diinginkan semua kegiatan itu
dapat berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai dengan mudah dan
efisien. Namun kerap kali terjadi hambatan- hambatan dalam melaksanakan
kegiatan. Ini merupakan masalah yang harus diselesaikan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah
tersebut. Kerap kali pengambilan keputusan itu hanya merupakan satu segi
saja, misalnya hanya menyangkut segi keungan saja dan kalau dipecahkan
tidak menimbulkan efek sampingan atau akibat lain. Tetapi ada
kemungkinan dapat saja terjadi masalah yang pemecahannya menghendaki dua
hal kontradiksi terpecahkan sekaligus (Syamsi, 2000: 5).
Oleh karena itu tujuan pengambilan keputusan itu dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
- Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa
sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain.
- Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua
masalah (atau lebih), yang bersifat kontradiktif atau yang tidak
bersifat kontradiktif.
- C. Dasar- Dasar Pengambilan Keputusan
Dasar pengambilan keputusan itu bermacam- macam tergantung dari
permasalahannya. Keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-
mata, dapat pula keputusan dibuat berdasarkan rasio. Tetapi tidak
mustahil, bahkan banyak terjadi terutama dalam lingkungan instansi
pemerintah maupun di perusahaan, keputusan diambil berdasarkan wewenang
yang dimilikinya.
Oleh George R. Terry, disebutkan dasar- dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut.
- Intuisi
Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan
memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan
keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa kebaikan dan
kelemahan.
Kebaikannya antara lain sebagai berikut.
- Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
- Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memeberikan kepuasan pada umumnya.
- Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dari itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahannya antara lain sebagai berikut.
- Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
- Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
- Dasar- dasar lain dalam pengambilan keputusan sering kali diabaikan.
- Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan
keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung dan ruginya, baik-
buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena pengalaman, seseorang
yang menduga masalahnya walaupun hanya dengan melihat sepintas saja
mungkin sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.
- Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan
yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan
terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat
menerima keputusan dengan rela dan lapang dada.
- Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya
kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan
berdasarkan wewenang juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya antara lain sebagai berikut.
- Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa.
- Keputusan dapat bertahan dalam jangkia waktu yang cukup lama.
- Memiliki otentisitan (otentik).
Kelemahannya antara lain adalah sebagai berikut
- Dapat menimbulkan sifat rutinitas.
- Mengasosiasikan dengan praktek diktatorial.
- Sering melewati permasalahan yang sehatusnya dipecahkan sehim\ngga dapat menimbulkan kekaburan.
- Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasar pada rasional, keputusan
yang dihasilkan bersifat obyektif, logis, lebih trasparan, konsisten
untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala terentu,
sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara rasional ini terdapat
beberapa hal, sebagai berikut.
- Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
- Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
- Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
- Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
- Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal
Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal.
- D. Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap- tahap yang harus
dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap- tahap ini
merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi
menjadi beberapa sub tahap (disebut langkah) yang lebih khusus/ spesifik
dan lebih operasional
(Hasan, 2002: 22).
Secara garis besarnya proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap yaitu sebagai berikut.
- Penemuan masalah
Tahap ini merupakan tahap di mana masalah harus didefinisikan dengan
jelas sehingga perbadaan antara masalah satu dan bukan masalah (misalnya
isu) menjadi jelas.
- Pemecahan masalah
Tahap ini merupakan tahap di mana masalah yang sudah ada atau sudah
jelas itu kemudian diselesaikan. Langkah- langkah yang diambil adalah
sebagai berikut.
- Identifikasi alternatif- alternatif keputusan untuk memecahkan masalah.
- Perhitungan mengenai faktor- faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya atau diluar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-
peristiwa di masa datang (state of nature).
- Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay of table).
- Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan.
- Pengambilan keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan
atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi
tidak pasti dan kondisi konflik.
Banyak para ahli yang berpendapat mengenai proses pengambilan suatu
keputusan, namun pada intinya proses pengambilan keputusan dapat
disimpulkan sebagai berikut.
- Mengidentifikasi masalah
Suatu organisasi apabila menghadapi permasalahan lebih dulu harus dibuat jelas apakah itu memang masalah (problem) atau sekedar isu (issue)
belaka. Yang dimaksud dengan masalah disini adalah persoalan yang harus
dipecahkan sedangkan isu adalah persoalan yang perlu dibicarakan (tidak
harus dipecahkan)
- Menganalisis masalah
Untuk mengetahui penyebab timbulnya masalah, lebih dahulu harus
diperoleh data dan informasinya. Dengan kata lain, lebih dulu harus
didapat datanya. Data tersebut kemudian diolah menjadi informasi tentang
penyebab timbulnya masalah. Disini fungsi unit pengolah data sangat
penting sebab kemungkinan juga akan ada informasi yang masuk yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
- Membuat beberapa alternatif pemecahan masalah
Untuk dapat membuat alternatif-alternatif pemecahan masalah, maka
lebih dahulu harus diketahui penyebab timbulnya masalah. Selanjutnya
dibuatlah beberapa alternative pemecahannya. Dalam pembuatan beberapa
alternative, maka masing-masing alternatif harus ditunjukkan kekurangan
dan kelebihannya.
- Penilaian dan pemilihan alternatif
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan
evaluasi terhadap masing-masing alternatif yang telah dikembangkan dan
dipilih sebuah alternatif yang terbaik. Alternatif-alternatif tindakan
dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang ditentukan, apakah dapat
memenuhi keharusan atau keinginan. Alternatif yang terbaik adalah dalam
hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Bidang ilmu
statistik dan riset operasi merupakan model yang baik untuk menilai
berbagai alternatif yang telah dikembangkan.
- Melaksanakan keputusan
Jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka
keputusan tersebut kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini
sudah jelas, akan tetapi sering kali keputusan yang baik sekalipun
mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar. Keberhasilan
penerapan keputusan yang diambil oleh pimpinan bukan semata-mata
tanggung jawab dari pimpinan akan tetapi komitmen dari bawahan untuk
melaksanakannya juga memegang peranan yang penting.
Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya
juga mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut.
Betapapun baiknya suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit
diterapkan maka keputusan itu tidak ada artinya. Pengambil keputusan
membuat keputusan berkaitan dengan tujuan yang ideal dan hanya sedikit
mempertimbangkan penerapan operasionalnya.
- Evaluasi dan Pengendalian
Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu
saja menganggap bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai. Mekanisme
sistem pengendalian dan evaluasi perlu dilakukan agar apa yang
diharapkan dari keputusan tersebut dapat terealisir. Penilaian
didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang
bersifat khusus dan mudah diukur dapat mempercepat pimpinan untuk
menilai keberhasilan keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut kurang
berhasil, di mana permasalahan masih ada, maka pengambil keputusan perlu
untuk mengambil keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi.
Masing-masing tahap dari proses pengambilan keputusan perlu
dipertimbangkan dengan hati-hati, termasuk dalam penetapan sasaran
tujuan Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan
yang telah digariskan. Oleh karena itu analisis proses pengambilan
keputusan pada hakikatnya sama saja dengan proses kebijakan.
Diakui oleh banyak pihak, bahwa pengambilan keputusan yang benar-
benar tepat itu memeng sulit. Namun sekedar pedoman umum cara
pengambilan keputusan
- E. Permasalahan yang dihadapi dalam Pengambilan Keputusan
Kegiatan yang dilakukan oleh setiap organisasi itu diharapkan dapat
berjalan dengan lancar, tanpa mengalami suatu hambatan apapun. Tetapi
dalam prakteknya selalu ada saja masalah atau kendala yang dihadapi
sehingga tujuan tidak selalu dapat dicapai dengan mulus.
Oleh karena itu yang pertama-tama dilakukan dalam proses pengambilan
keputusan adalah mengadakan identifikasi masalahnya lebih dahulu.
Masalah adalah sesuatu yang perlu dipecahkan, yang kerap kali
membutuhkan beberapa alternatif untuk kemudian dipilih satu yang
sekiranya paling tepat untuk masalah tersebut. Apabila dihubungkan
dengan kebijakan dalam pengambilan keputusan dalam suatu organisasi maka
masalah yang dihadapi itu merupakan nilai-nilai, kebutuhan-kebutuhan
yang belum sempat terealisasi namun apabila dapat diidentifikasikan akan
dapat dilaksanakan dengan baik melalui tindakan pengambil keputusan.
Dalam menghadapi masalah, hendaknya merici terlebih dahulu
permasalahannya dengan cermat. Dari masalah yang dirinci kemudian
disusun manalah yang bulat dan menyeluruh. Dunn memberikan memberikan
pendapat bahwa penyusunan masalah secara bulat melalui tiga tahap.
Pertama, mengadakan konseptualisasi permasalahannya.
Kedua, mengadakan spesifikasi permasalahan dan
ketiga berusaha memehami permasalahan secara keseluruhan.
Quade mengemukakan langkah-langkah apa yang sekiranya perlu dilakukan
dalam menangani masalah: (1) mengusahakan keterangan dan penjelasan
yang lebih lanjut tentang masalah itu sendiri; (2) identifikasi sasaran
dan tujuan kegiatan yang akan dilakukan; (3) mengukur tingkat
keberhasilannya; (4) menentukan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan;
(5) memperhatikan sektor lingkungan; (6) meneliti satu per satu
alternatif pemecahan masalah sehingga masing-masing dikrtahui kelemahan
dan keunggulannya; (7) merumuskan model mana saja yang dimungkinkan
untuk pemecahan masalah; (8) mengumpulkan data untuk pengukuran dan
pemilihan alternatif yang paling tepat untuk pemecahan masalah; (9)
mengadakan perbandingan antara model yang satu dengan model yang lain;
(10) mengetes hasil analisis untuk lebih meyakinkan; (11)
mempertimbangkan juga apakah terdapat juga segi-segi ketidakefisienan
yang terjadi, dan (12) mengadakan ringkasan bilamana perlu menyertakan
juga saran-sarannya.
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Pengambilan keputusan
sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi
antara lain sebagai pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang
sadar dan terarah, baik secara individual maupun secar kelompok, baik
secara institusionalnya maupun secara organisasional. Dasar pengambilan
keputusan itu bermacam- macam tergantung dari permasalahannya. Secara
garis besarnya proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap
yaitu penemuan masalah, pemecahan masalah, pengambilan keputusan. Dalam
menghadapi masalah, hendaknya merici terlebih dahulu permasalahannya
dengan cermat. Dari masalah yang dirinci kemudian disusun manalah yang
bulat dan menyeluruh. Dunn memberikan memberikan pendapat bahwa
penyusunan masalah secara bulat melalui tiga tahap. Pertama, mengadakan konseptualisasi permasalahannya. Kedua, mengadakan spesifikasi permasalahan dan ketiga berusaha memehami permasalahan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, I. 2002.
Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Higin, J. 1979.
Organization Policy and Strategik Management: Text and Cases. Illinois: The Dryden Press.
Mitchell, T. 1978.
People in Organization: Understanding Their Behavior. New York: McGraw-Hill.
Robbins, S.
The Administrative Process. New Delhi: Hall of India.
Salusu, J. 1966.
Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Siagian, S. 1988.
Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji Masagung.
Syamsi, I. 1989.
Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta: Bina Aksara.
Syamsi, I. 2000.
Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahab, Abdul Aziz. 2008.
Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta