Kamis, 16 Januari 2014

MAKALAH EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah swt penulis ucapkan se dalam-dalamnya, yang telah memberikan rahmat dan nikmatnya serta ilmu yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Sholawat serta salam penulis selalu hanturkan untuk Nabi Muhammad Saw serta keluarga dan sahabatnya yang telah memperjuangkan islam dan membawa kami dari zaman jahiliyah sampai terang bendarang saat ini.
Penulis juga ucapkan terima kasih kepada dosen pematakuliah Perbandingan Administrasi Negara yaitu Sofiawati S.Pd, M.Si yang dimana beliau telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan makalah ini yang berjudul Ekologi Administrasi. Penulis akui bahwa kehadiran beliau dalam membimbing penulis sangatlah penting dan tidak akan menutup kemuungkinan penulis akan kesulitan apabila tidak ada beliau.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu memberikan dorongan semangat dalam menyokong penulis untuk menyelesaikan makalah ilmiah ini, jauh dari keputus asaan penulis sangat bertopang kepada sahabat untuk memberikan keluhkesah terhadap pembuatan makalah ini.

Sungai Limau, 13 Januari 2014
Penulis





AL-Muqtadir

DAFTAR ISI




 

 

 



BAB I PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG

Ekologi Administrasi merupakan lingkungan yang dipengaruhi dan mempengaruhi administrasi, yakni: Politik, ekonomi, budaya, tekhnologi, security dan natural resource. Inti dari administrasi publik adalah pelayanan publik. Administrasi publik dalam melayani publik bertujuan untuk menyejahterakan dan memenuhi kebutuhan publik dengan cara menyediakan barang dan jasa namun tidak berorientasi pada profit. Adapun fungsi negara terdapat dalam UUD’45 alinea ke 4 yakni: sebagai Security (keamanan); Wealth (Kesejahteraan); Education (Pendidikan); Peace (Perdamaian) dan Relation.
Berdasarkan perkembangannya, Negara di seluruh belahan dunia mempunyai identitas masing-masing. Identitas itu dikategorikan menjadi dua yakni:
1.1  Developed Country                     Center Country (dominan daerah kutub. Ex: Eropa)
Developed Country adalah istilah untuk kategori Negara maju yang merupakan Negara pusat. Negara ini dikatakan sebagai Negara maju karena dalam segala aspek kehidupannya baik itu dari segi Politik, ekonomi, budaya, tekhnologi, security dan natural resource mereka telah mandiri. Mandiri di sini artinya bahwa mereka telah mampu menyediakan sendiri kebutuhan Negara. Negara maju memiliki Sumber Daya Manusia dengan skill yang tinggi sehingga mampu menciptakan tenaga ahli di berbagai bidang. Mereka para tenaga ahli juga dapat menciptakan tekhnologi maju dan innovasi terbaru bagi perkembangan yang berkelanjutan dengan lebih baik dan lebih baik lagi. Selain itu, Negara maju bisa mengolah sumber daya alamnya sendiri. Walaupun beberapa Negara maju di belahan dunia ada yang masih mengimpor bahan mentah dari Negara berkembang seperti Indonesia. Akan tetapi, bagi mereka Negara maju tidak ada masalah karena bahan jadi akan lebih memberikan keuntungan yang besar.
·         Developing Country                   Satellite Country (Biasanya berada di daerah Tropis
Developing Country adalah istilah yang digunakan untuk Negara satellite (Negara pinggiran) yang memproduksi hasil-hasil pertanian. Pada umumnya, Negara pinggiran ini adalah Negara yang tergolong dalam kategori Negara berkembang, contohnya adalah Negara Indonesia. Adapun ciri dari Negara berkembang adalah sebagai berikut:
Jumlah penduduknya banyak dan padat perkilo meter perseginya dan tingkat pendidikan rakyatnya rendah dengan tingkat buta aksara tinggi. Sebagian rakyatnya bekerja disektor pertanian pangan secara tak produktif,sementara hanya sebagian kecil rakyatnya bekerja disektor industry sehingga produktifitas kerjanya rendah. Kuantitas sumber-sumber alamnya sedikit serta kualitasnya rendah. Kalau    mempunyai sumber-sumber alam yang memadai namun belum diolah atau belum dimanfaatkan. Mesin-mesin produksi serta barang-barang kapital yang dimiliki dan digunakan hanya kecil atau sedikit jumlahnya. Sebagian besar dari mereka merupakan negara-negara baru diproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan kira-kira satu atau dua dekade.



1.2      RUMUSAN MASALAH

Jika dilihat dari latar belakang diatas maka penulis dapat menyimpulkan Rumusan Masalah sebagai berikut :
1.   Apa yang dimaksud ekologi administrasi ?
2.   Apa faktor-faktor ekologi dalam administrasi ?
3.   Bagaimana Perkemabangan Ekologi Administrasi Di Indonesia ?

1.3      Tujuan penulis

Berdasarkan paparan diatas maka tujuan penulis adalaha sebagai berikut :
1.   Utuk mengetahui apa yang dimaksud ekologi administrasi.
2.   Utuk mengetahui Apa faktor-faktor ekologi dalam administrasi.
3.   Utuk mengetahui Bagaimana Perkemabangan Ekologi Administrasi Di Indonesia.

1.4      Metode Penulisan

Metode yang dapat digunakan dalam penulisan makalah ini adalah mengunakan metode Tinjauan Pustaka dan searcing internet.









BAB II PEMBAHASAN


2.1       EKOLOGI

Ekologi Administrasi (Negara) terdiri dua terminology yaitu “Ekologi” dan “Administrasi” kedua terminology ini dapat ditelusuri dari berbagai sudut.Setiap sudut pandang tersebut memberikan pengertian yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pengalaman, pendidikan dan cara pandang dari para ahli yang bersangkutan. Meskipun demikian dari masing – masing cara pandang yang berbeda itu dapat ditelusuri beberapa hal yang merupakan persamaannya. Dengan persamaan – persamaan tersebut maka dapat di rumumuskan berbagai kriteria yang merupakan karakteristik dari Ekologi Administrasi itu sendiri, sehingga dapat diambil batasan mendekati arti yang sebenarnya, bahkan tidak menutup kemungkinan diperoleh pengertian yang sesungguhnya.
Kata ekologi pertama kali di perkenalkan oleh Ernest Hackel, seorang biologis Jerman pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata Oikos dan Logos, Oikos = Rumah atau tempat tinggal, sedangkan Logos = telaah atau studi. Jadi Ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk, biasanya ekologi didefinisikan sebagai berikut : “Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan”(Soejiran Dkk-Pengantar Ekologi.
Ekologi adalah cabang dari biologi yang berkenaan dengan hubungan antara kehidupan mahluk hidup dengan lingkungan sekitar mereka, yang dalam ilmu kemasyarakatan perhubungan antara penyaluran kelompok – kelompok manusia tersebut dengan penerangan sumberdaya alam berakibat terhadap pola kemasyarakatan dan budaya.
Ekologi adalah tata hubungan total (menyeluruh) dan mutual (timbal balik yang berguna) antara suatu organisme dan lingkungan sekelilingnya (Prajudi Atmosudirjo, 1970)
Ilmu Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara suatu organisme dengan yang lainnya dan diantara organisme-organisme tersebut dengan lingkungannya.(Fuad Amsyari11)
Ekologi adalah suatu kajian yang berhubungan dengan inter-relasi antara organisme dengan lingkungan.Dasar empirisnya terletak dalam hasil penelitian bahwa organisme-organisme yang hidup ini berfariasi menurut lingkungan.(Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, 239)
Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa ekologi melihat alam sebagai pola jaringan kehidupan yang tersusun oleh energi dan arus materi, dimana terkait semua mahkluk hidup.Sehubungan dengan hal di atas maka kita ketahui bahwa pada mulanya ekologi ditetapkan terbatas pada hewan dan tumbuh-tumbuhan sehingga di kenal ekologi hewan dan ekologi tumbuh-tumbuhan, kemudian diterapkan juga pada manusia sehingga dikenal pula ekologi manusia atau ekologi sosial.
Dari pengertian - pengertian di atas maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa lingkungan mempunyai batas tertentu dan Ć­si tertentu.Secara praktis ruang lingkungan itu dapat ditentukan oleh faktor alam, faktor sosial dan sebagainya.Sedangkan secara teoritis batas lingkungan sulit untuk ditentukan.Adapun isi dari suatu lingkungan meliputi semua benda baik hidup ataupun mati serta kondisi-kondisi ada di dalamnya yang saling kait mengkait (berinteraksi) antara satu dengan yang lainnya.
Manusia sebagai mahkluk hidup merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam proses saling pengaruh mempengaruhi antar manusia dan antara manusia dengan lingkungan. Agar mudah di pahami, maka untuk selanjutnya lingkungan ini dapat dibagi dalam tiga kelompok dasar yang sangat menonjol, yakni :
1.           Lingkungan fisik (physical environment);
2.           Lingkungan biologi (biological environment):
3.           Lingkungan sosial (social environment).
Kemudian lebih lanjut dikatakan bahwa “Ekologi merupakan suatu synthesa, suatu penilai paduan kembali daripada hasil-hasil studi yang telah dilakukan terhadap unsur-unsur masing-masing dan satu persatu yang diperoleh dengan analisa” ( S. Prajudi Atmosudirdjo : 1978 : hal.14).

2.2       EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

Ekologi Administrasi Negara adalah Serangkaian proses yang terorganisir darisuatu aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikanterutama di bidang organisasi, sumber danmanusia dan keuangan (Fred. W. Riggs).
Pengertian Ekologi Administrasi Negara adalah serangkaian proses yang terorganisir dari suatu aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikan terutama di bidang organisasi, sumberdaya manusia, dan keuangan. Dengan demikian ekologi administrasi publik yaitu suatu ilmu yang mempelajari adanya proses saling mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normatif secara total dan timbal balik antara pemerintah dengan lembaga-lembaga tertinggi negara maupun antar pemerintah, vertikal-horisontal, dan dengan masyarakatnya. Dimensi pemerintahan dapat dikaji berdasarkan salah satu teori dari Aristoteles, yaitu teori organisme.Asumsi teori ini menyatakan bahwa negara atau pemerintahan itu adalah kodrat danmerupakan satu organisme yang mempunyai kehidupan tersendiri.Dalam bukunya “politics” Aristoteles menyatakan bahwa negara adalah satu masyarakat paguyuban (perkumpulan) yang paling tinggi diatas masyarakat paguyuban lainnya.“Dimana negara bersifat kodrat dan memiliki semua sifat organisme yang terdapat pada mahluk hidup”. Tingkatan paguyuban menurut Aristoteles yaitu :
1.   keluarga,
2.   kehidupan bermasyarakat secara berkelompok,
3.   kehidupan bernegara.
Penyesuaian dalam dimensi pemerintahan :
1.   Penyesuaian kedaulatan dengan pencapaian tujuan dalam kehidupan bernegara.
2.   Penyesuaian dengan lingkunagannya, baik factor lingkungan eksternal dan internal.
Disamping penyesuaian kedaulatan tersebut harus ada keseimbangan diantaranya :
1.   Kelompok masyarakat dengan kelompok lain.
2.   Kehidupan kelompok dengan kehidupan pereorangan (individu)
3.   Hubungan antara individu dengan individu lainnya.
4.   Hubungan antara warga dengan sumber daya dan kekayaan alam yang tersedia.
5.   Hubungan warga negara perseorangan dan secara bersama dengan lingkungansosial, budaya, dan lingkungan alam semesta.
Menurut Prof. F.W. Riggs menyebutkan ada 5 hal yang mempengaruhi bekerja suatu sistem dalam ekologi pemerintahan :
1.   keadaan penduduk,
2.   struktur social,
3.   sistem ekonomi,
4.   ideologi negara, dan
5.   sistem politik
Sedangkan menurut Farrel Weady yang mempengaruhi bekerja suatu sistem dalam ekologi pemerintahan yaitu :
1.   keadaan penduduk,
2.   wilayah,
3.   teknologi,
4.   cita-cita dan harapan, dan
5.   kepribadian.

2.3       Faktor-Faktor Ekologis Dalam Administrasi Negara

Meskipun belum adanya keseragaman dari para ahli dalam memberikan batasan atau klasifikasi dari faktor-faktor sosial yang dominan yang harus diperkirakan dalam mengembangkan dan membina administrasi pemer intahan, penulis dalam hai ini hanya mengemukakan beberapa pendapat saja dari para sarjana. Drs. S. Pamudji, MPA. menyatakan sebagai berikut : Environment adalah ruang hidup yang di dalamnya terdapat facet-facet yang kesemuanya mempengaruhi living organism dan sebaliknya. Facet-facet itu adalah :
1.           Fisis geografis yang meliputi tanah, air, sungai, gunung, udara.
2.           Non fisis geografis yang mencakup idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam (S. Pamudji : 1979 ; hal.2).
Prof. Fred. W. Riggs membagi faktor ekologis tersebut ke dalam lima aspek, yaitu :
1.           Ekonomi
2.           Sosial
3.           Symbol
4.           Komunikasi
5.           Politik (S. Pamudji : 1979 : hal.6).
Prof. John Gous membagi pula faktor-faktor 1ingkungan tersebut sebagai berikut :
1. Penduduk
2. Tempat
3.Teknologi fisik
4.Teknologi sosial
5.Cita-cita dan keinginan-keinginan
6.Bencana
7. Kepribadian (S. Pamudji : 1979 : hal.3).
Dalam rangka pembinaan Ketahanan Nasional, maka Sondang P. Siagian, MPA. Ph.D, membagi faktor-faktor ekologis sebagai berikut :
1.           Faktor geografis
2.           Faktor penduduk
3.           Faktor kekayaan alam
4.           Faktor ideologi
5.           Faktor politik
6.           Faktor ekonomi
7.           Faktor sosial budaya
8.           Faktor kekuatan militer (Sondang P.Siagian : 1979 : hal.88).
 Selanjutnya Prof. DR. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo membagi pula faktor ekologis dari administrasi yang dominan ke dalam dua aspek yakni : “Unsur-unsur alam geografis fisik dan unsur-unsur kemanusiaan (S. Prajudi Atmosudirdjo : 1976 : hal.17).
Dari beberapa pendapat sarjana tersebut di atas maka penulis membatasi diri pada beberapa faktor lingkungan yang paling dominan berpengaruh terhadap administrasi pemerintahan, yaitu politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.

2.4       PERTUMBUHAN EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

Pada tahun lima puluhan (1950-an)sekelompok ilmuwan politik dan adne menyadari bahwa memindahkan begitu saja sistem dan lembaga2 atau pranata politik dan adne dari suatu lingkungan masyarakat, bangsa dan negara tertentu ke lingkungan masyarakat, bangsa dan negara yang lain tidaklah tepat.
Ilmu sosiologi, antropologi, ekonomi dll memperkuat pandangan tersebut bahwa apa yang baik dalam lingkungan masyarakat, bangsa dan negara tertentu belum tentu baik pula bagi masyarakat, bangsa dan negara lain.
Dalam rangka penyempurnaan sistem dan pranata adne dari negara berkembang perlu didukung oleh suatu pengkajian perbandingan.Dalam perbandingan ini digunakan pendekatan secara ekologi (ecological approach).
Prof. Fred W. Riggs adalah pendorong utama perkembangan Ekologi ADNE yang pada tahun lima puluhan telah memberikan ceramah2 yang kemudian dibukukan dengan judul THE ECOLOGY OF PUBLIC ADMINISTRATION.


BAB III PENUTUP

3.1       KESIMPULAN

Kata ekologi pertama kali di perkenalkan oleh Ernest Hackel, seorang biologis Jerman pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata Oikos dan Logos, Oikos = Rumah atau tempat tinggal, sedangkan Logos = telaah atau studi. Jadi Ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk, biasanya ekologi didefinisikan sebagai berikut : “Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan”(Soejiran Dkk-Pengantar Ekologi.
Ekologi Administrasi Negara adalah Serangkaian proses yang terorganisir darisuatu aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikanterutama di bidang organisasi, sumber danmanusia dan keuangan (Fred. W. Riggs).
Pada tahun lima puluhan (1950-an)sekelompok ilmuwan politik dan adne menyadari bahwa memindahkan begitu saja sistem dan lembaga2 atau pranata politik dan adne dari suatu lingkungan masyarakat, bangsa dan negara tertentu ke lingkungan masyarakat, bangsa dan negara yang lain tidaklah tepat.
Ilmu sosiologi, antropologi, ekonomi dll memperkuat pandangan tersebut bahwa apa yang baik dalam lingkungan masyarakat, bangsa dan negara tertentu belum tentu baik pula bagi masyarakat, bangsa dan negara lain.
Dalam rangka penyempurnaan sistem dan pranata adne dari negara berkembang perlu didukung oleh suatu pengkajian perbandingan.Dalam perbandingan ini digunakan pendekatan secara ekologi (ecological approach).
Prof. Fred W. Riggs adalah pendorong utama perkembangan Ekologi ADNE yang pada tahun lima puluhan telah memberikan ceramah2 yang kemudian dibukukan dengan judul THE ECOLOGY OF PUBLIC ADMINISTRATION.

3.2       KRITIK DAN SARAN

Penulis sangat berterima kasih atas sokongan danmasukan pembaca dan pengamat tulisan ini. Namun penulis menyadari bahwa karya ini masi jauh sangat dari kesempurnaan dan terlebihnya memiliki banyak kekurangan. Maka darii tu penulis mengaharapkan pembaca dan pengamat mau sudi kiranya memberikan pendapat, kritikan atau sarannya demi kemajuan karya tulis selanjutnya yang ingin di capai penulis.










DAFTAR PUSTAKA

Berger, Peter L. 1963. Invitation to Sociology: A Humanistic Perspective. Garden City, New York: Doubleday Anchor.
Pamudji.  2004. Ekologi Administrasi Negara. Jakarta. Bumi Aksara.
Caplow, Theodore. 1971. Elementary Sociology. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Castles, Lance, Suyatno, dan Nurhadiantomo. (1983). Sosiologi Politik: Borokrasi Kepemimpinan dan Revolusi Sosial di Indonesia. Surakarta: Hapsara.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 1999 tentang Penguasaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan Produksi.
Pamudji, S. (1974). Ekologi Administrasi Negara. Jakarta: Yayasan Karya Uharma IIP.
Raphaeli, Nimrod, ed., Introduction to Comparative Public Administration. Biro Pendidikan dan Latihan Departemen Dalam Negeri.
Robbins, Stephen P. (1978). The Administrative Process: Integrating Theory and Practice. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited.
Tjokrowinoto, Moeljarto. (1977). Peranan Kebudayaan Politik dan Kebudayaan Administrasi di dalam Pembangunan Masyarakat Desa. Yogyakarta: Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gajah Mada.
Undang Undang RI Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan.
Undang Undang RI Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.
Undang Undang RI Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
Undang Undang RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang Benda Cagar Budaya.

0 komentar: